Batuklah Sekencang-kencangnya saat Alami Serangan Jantung
Serangan jantung menjadi momok pembunuh nomor dua di Indonesia.
Terlebih lagi, kematian akibat serangan jantung tak hanya menimpa orang
berusia lanjut. Orang-orang berusia relatif muda pun mengalami serangan
tersebut. Satu di antaranya presenter Ricky Jo yang meninggal akibat
serangan jantung.
Ada yang menyarankan untuk batuk kencang-kencang saat mengalami gejala
serangan jantung mendadak. Saran itu benar rupanya. Itu dikatakan
Direktur Utama Rumah Sakit Harapan Kita, Hananto Adriantoro, saat temu
media pengenalan alat jantung Bioresorbable Vascular Scaffold (BVS) di
Jakarta.
Menurutnya, batuk merupakan cara mengurangi risiko denyut jantung yang
melambat, yang akhirnya bisa berhenti. Saat denyut jantung berhenti,
sel-sel jantung tak akan menerima pasokan oksigen. Sehingga, sel-sel
jantung akan mati bila tak segera mendapat pertolongan.
“Saat serangan jantung kemungkinan denyut jantung melambat menjadi 30-40
per menit dari kondisi normal 90-100 detak per menit. Berbatuk
merupakan cara untuk mencegah denyut jantung melambat. Namun pasien
harus secepatnya dibawa ke rumah sakit terdekat untuk menyelamatkan
nyawa,” kata Hananto.
Hananto menjelaskan angka penderita serangan jantung terus meningkat.
Jumlah kunjungan pasien serangan jantung yang datang ke RS Jantung
Harapan Kita mencapai 114 kasus perbulan.
"Rata-rata 100-150 pasien bulan lalu," kata Hananto. Menurutnya, waktu
menjadi krusial saat menolong pasien serangan jantung karena berkejaran
dengan Malaikat Maut.
“RS Jantung Harapan Kita memiliki standar menolong pasien serangan
jantung dalam 90 menit. Saat ini kami bisa mencapai angka 89 menit,"
kata dia.
Teknik berbatuk, yang juga lazim disebut sebagai cough CPR. Cara itu
memaksa darah mengalir ke otak saat jantung gagal melakukannya dan.
Sehingga pasien tetap sadar dalam jangka waktu lama.
Sementara si penolong mencari bantuan medis. Batuk juga berfungsi
memperbaiki irama jantung. Itu dikatakan ahli jantung di Silesian
Medical School di Polandia, Tadeusz Petelenz.(Go4
Kamis, 04 April 2013
MENSIASATI ASAM URAT
Mencegah Asam Urat
Penyakit asam urat biasanya menyerang pada usia
lanjut, meski tak menutup kemungkinan terjadi juga pada usia muda.Asam
urat dipicu oleh kelebihan zat purin.Untuk mencegahnya anda bisa lakukan
hal sebagai berikut:
- Perbanyak konsumsi buah yang mengandung vitamin C.
- Jangan mengkonsumsi aspirin.
- Jangan bekerja terlalu keras yang menyebabkan kelelahan.
- Kurangi makanan yang mengandung potasium tinggi seperti . kentang,pisang dan yogurt.
- Perbanyak makanan yang mengandung karbohidrat kompleks.
Jaga berat badan anda dan perbanyak olah raga. - Perbanyak minum air putih.
Selamat pagi, semoga bermanfaat..
SKRIPSI,--(tantangan untuk ditakhlukkan)-
Nah, pertanyaan pembuka saya: “Apa itu
skripsi?”. Pertanyaan sederhana banget. Malah yang diuji gak nyangka
kalau pertanyaan seperti ini keluar dari bibir saya yang cerewet ini.
Tapi kok mahasiswanya bingung dengan pertanyaan sepele ini?. Dianya
senyum-senyum sambil mikir. Ya sudah, ia pasti ngerti apa itu skripsi,
dia hanya sulit membahasakannya.
Well, saya bagikan tips menaklukkan skripsi seperti di bawah ini:
I love skripsi
Cintai dulu deh skripsimu, jiwai dulu
deh. Terus, pastikan skripsi itu sangat-sangat bermanfaat. Menguntungkan
dan gak ada ruginya bikin skripsi. Bayangkan saja, kita dilatih
berpikir, menganalisa, menyelesaikan problem. Luar biasa kan?.
Besok-besok bertemu masalah dalam kehidupan, ingat-ingat saja skripsi
itu, waktu itu Anda pakai pendekatan apa hingga masalah penelitian Anda
terpecahkan. Skripsi itu problem solving!!!.
Bukan mengada-ada sih, banyak mahasiswa
saya terbuka cakrawala berpikirnya setelah mengerjakan skripsi, ia malah
adopsi kiat-kiat penyelesaikan masalah lewat pikiran-pikirannya. Ia
paham bahwa setiap problem pasti ada solusinya, pertanyaannya adalah
teknik apa yang Anda gunakan untuk menyelesaikan problem itu?.
Hanyalah menu
Ingatlah, metode penelitian itu hanyalah
menu, Anda yang pilih. Dia hanyalah pendekatan, tidak ada yang absolut.
Analoginya, jika Anda hendak bepergian, Anda tinggal memilih kendaraan
sesuai dengan tujuan Anda. Jika Anda bertujuan menikmati ombak-ombak
lautan, yah pilihannya naik kapal laut dan sejenisnya. Jenis penelitian
itu ibarat kendaraan, terserah Anda mau pakai ‘kendaraan’
cross-sectional, case control, rapid survey, cohort, pure
experiment/quation experiment dan lain-lain, yang penting Anda tahu
menuju kemana penelitian Anda.
Anatomi
Skripsi yang baik, elegan, cantik dan
memesona jika ia berbentuk sosok manusia, tubuh manusia. Simetris dari
kepada hingga jari kaki. Silakan gambar sendiri anatomi manusia,
gambarlah yang ideal. Mulailah gambar kepalanya, kepalanya ini berisi
latar belakang masalah penelitian, tujuan penelitian, rumusan
penelitian. Inilah ‘otak’ penelitian. Selanjutnya, gambarlah lehernya.
Di leher inilah terdapat tinjauan pustaka, jangan sampai leher lebih
besar dari kepala. Apa gak lucu kalau keliatan gondok?.
Lantas, apakah gunanya tinjauan
pustaka?. Asesoriskah?. Tinjauan pustaka inilah yang menyokong masalah
penelitian Anda. Dia bukan variasi, bukan pula sekedar pelengkap sebuah
skripsi.
Kemudian, gambar lagi badannya, nah
badan inilah pasti lebih besar dari organ tubuh yang lain. Di ‘badan’
inilah termaktub hasil penelitian dan pembahasan beserta kajian-kajian
yang relevan dengan hasil penelitian Anda. Di sinilah diuji ketelitian
dan nalar ilmiah Anda, memaknai setiap gejala ilmiah yang telah Anda
teliti. Inilah kesempatan Anda untuk mencurahkan segala apa yang Anda
temukan dan ini hak Anda sepenuh-penuhnya untuk mengungkapkan apa saja
yang Anda jumpai di lapangan.
Gambar kaki manusia, di kaki inilah
terletak simpulan-simpulan dan saran-saran, terus jangan buat saran yang
’slengean’, buatlah saran yang dapat diaplikasikan (applicable),
manusiawi dan wajar. Jangan membuat redaksi abstrak!!!.
Relaks
Santai sajalah membuat skripsi, pikir
mudahnya, jangan pikir susahnya. Zaman sekarang zaman cafe-cafe, saya
pernah diundang mahasiswa untuk hadir dalam sebuah cafe. Mereka telah
berkumpul di sana, sekitar 30 mahasiswa. Suasana relaks banget. Tiap
mahasiswa bawa proposal atau hasil penelitian bahkan draft
siap-siap sidang. Mereka bergantian presentasi, saya ‘hanya’ mengamati
saja, saya biarkan mereka berdiskusi sambil minum teh, kopi atau jus.
Mungkin cara ini salah satu alternatif akibat sulitnya kondisi formal di
kampus, ini juga efektif sebab dosen pembimbing hemat waktu, tak
perlulah mahasiswa menghadap satu per satu.
Doa-mendoakan
Pernahkah sekali saja, Anda mendoakan
dosen pembimbing Anda agar ia diberi nikmat kesehatan?. Sebab, fakta
juga menunjukkan beberapa mahasiswa akhir terhambat penyusunan
skripsinya dikarenakan dosen pembimbingnya dirawat di rumahsakit.
Sebaliknya, pernahkah Anda sebagai dosen mendoakan mahasiswa (i)
bimbingan Anda agar diberi kesehatan, dibuka hatinya, dicerdaskan
otaknya, dikuatkan mentalnya menghadapi tugas akhirnya?.
Semoga bermanfaat…. Chiaooooo…!!!
(dr berbagai sumber)
KURIKULUM 2013
Kurikulum 2013:
Beban Berat Ditanggung Guru
OPINI | 04 April 2013 |
Sekilas kita tengok pengembangan draft
kurikulum 2013 milik kemendikbud, dimana draft tersebut menjelaskan
adanya pengurangan mata pelajaran bagi semua tingkat pendidikan. Hal ini
bertujuan untuk meringankan beban siswa ketika membawa buku ke sekolah.
Sering kita lihat jika menggunakan KTSP maka siswa SD berangkat ke
sekolah pun membawa tas yang penuh dengan buku. Hal ini dipandang tidak
manusiawi karena memperlakukan anak usia dini yang seharusnya masih
asyik bermain, justru diberikaan beban yang teramat berat. Selain itu,
jika kita bercermin pada negara-negara maju, misalnya jepang, muatan
pelajaran dalam kurikulum pendidikannya jauh lebih sedikit daripada
Indonesia. Sehingga siswa tidak merasa terbebani dengan kurikulum
pendidikan yang ada. Memang hal ini tidak dapat kita ingkari
kebenarannya. Akan tetapi, kurikulum 2013 ini sebenarnya tidak
menghilangkan sebagian pelajaran yang ada. Kurikulum ini
mengintegrasikan beberapa mata pelajaran ke dalam mata pelajaran
tertentu. Selain itu jam belajar pun bertambah. Bisa jadi anak SD akan
semakin sore pulang ke rumah karena beberapa mata pelajaran hilang namun
jam belajar bertambah.
Potret yang digunakan dalam perubahan kurikulum ini
pun tidak representatif. Kemendikbud cenderung hanya memotret fenomena
yang terjadi di kota-kota besar atau di sekolah-sekolah favorit. Coba
kalau kita melihat ke pelosok negeri atau pedesaan. Mana ada fenomena
seperti yang dijadikan alasan oleh kemendikbud untuk merubah kurikulum
pendidikan. Siswa SD di pedesaan atau pelosok negeri buat beli buku saja
banyak yang tidak mampu. Kondisi sekolah masih jauh dari kata layak.
Kesejahteraan guru masih jauh dan sangat pantas menyandang pahlawan
tanpa tanda jasa. Pasalanya masih banyak guru honorer yang dengan ikhlas
mendapatkan gaji Rp. 150.000 per bulannya. Bagaiman dia bisa menghidupi
keluarganya jika gajinya tidak mencukupi. Apa yang dilihat dikota-kota
besar sama sekali tidak mewakili gambaran pendidikan di Indonesia saat
ini. Pendidikan di Indonesia saat ini butuh pemerataan guru dan
fasilitas sekolah sebelum adanya kurikulum 2013 ini. Kurikulum 2013
hanya akan menyisakan dokumen usang ditahun yang akan datang jika
memaksa untuk diterapkan saat ini. Pelaku atau pelaksana kurikulum yaitu
guru di Indonesia masih belum siap menerima kurikulum 2013. M. Nuh
boleh saja mengatakan kurikulum 2013 ini lebih memanjakan guru karena
silabus telah disiapkan dan kurikulum 2013 tidak butuh laboratorium
mewah. Akan tetapi, mampukah guru membawakan kurikulum 2013 ini?
Beban berat bagi guru
Guru sebagai pelaksana kurikulum tentu sangat
menentukan keberhasilan kurikulum tersebut. Guru dalam pandangan
kemendikbud sendiri dituntut untuk menguasai empat kompetensi guru
sesuai dengan undang-undang nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen
bab IV pasal 10 menyebutkan bahwa seorang guru harus menguasai
kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi kepribadian dan
kompetansi sosial. Untuk mengetahui pencapaian kompetansi ini,
pemerintah mengadakan ujian sertifikasi dan guru di Indonesia yang sudah
sertifikasi baru setengah dari jumlah keseluruhan. Hal ini jika kita
pandang secara normatif, guru yang sudah sertifikasi pasti profesional.
Akan tetapi, fenomena yang terjadi atau realitasnya tidak sama dengan
yang yang diharapkan. Dalam artian terjadi kesenjangan antara dassein dan dassolennya. Kondisi guru paska sertifikasi masih layak diragukan profesionalitasnya karena meposisikan guru pada convert zone
tentu secara tidak langsung akan memenjarakan kreativitasnya. Perlu
adanya uji kompetensi guru (UKG) berkelanjutan agar guru selalu
termotivasi untuk meningkatkan kemampuannya.
Mengahadapi kurikulum 2013, guru dihadapkan pada
beban yang berat. Jika ada yang berpandangan beban guru akan menjadi
lebih ringan karena silabus telah dibuatkan pemerintah. Maka pandangan
seperti ini terlalu pragmatis dan membuktikan dirinya tidak sadar
sebagai guru. Terlepas dari kewajiban guru untuk membuat perangkat
pembelajaran. Guru mempunyai tugas yang sangat urjen yaitu untuk
menyampaikan materi pengetahuan dan nilai-nilai kehidupan. Di dalam
kurikulum 2013 ini ada beberapa mata pelajaran yang include kesemua mata
pelajaran yaitu, TIK, Pengembangan diri dan muatan lokal. Melihat
kondisi guru saat ini di Indonesia, tentu kita akan pesimis jika guru
matematika dituntut untuk megintegrasikan matematika dengan TIK,
pengmbangan diri dan muatan lokal. Jika kita mau mendengar jeritan guru
dari pelosok negeri akan lebih menyesakkan dada. Banyak sekolah yang
belum mempunyai laboratorium komputer dan gurunya pun sama sekali gagap
teknologi. Mungkin hanya sekedar untuk menghidupkan dan mematikan
komputer belum bisa. Bagaimana mereka akan mengajarkan TIK?. Masihkah
kita menganggap beban guru menjadi lebih ringan dengan kurikulum 2013.
Bagaimana pula dengan guru mata pelajaran yang tidak menguasai muatan
lokal?, misal bahasa jawa. Bahasa jawa merupakan bahasa yang sangat kaya
dan indah. Bahasa jawa bisa dibilang bahasa yang paling sulit untuk
dipelajari dibandingkan dengan bahasa asing. Bukan hal yang mudah bagi
guru matematika untuk mengajarkan bahasa jawa atau muatan lokal lain
yang dimasukkan. Bagaimana jika guru (misal guru matematika) tidak mampu
mengintegrasikan mata pelajaran matematika dengan bahawa jawa. Maka
dampak yang kita dapat adalah kita kehilangan generasi yang mengenal
bahasa jawa muatan lokal lainnya. Peran guru sangat menentukan terhadpa
leberhasilan kurikulum 2013 ini. Inilah beban berat bagi guru menghadapi
kurikulum 2013 awal ajaran baru mendatang.
Melihat kondisi yang ada pada guru di Indonesia
saat ini, mestinya menteri pendidikan jangan terburu-buru untuk
menerapkan kurikulum 2013. Bagaimanapun juga keberhasilan bergantung
pada seberapa besar kemampuan guru untuk mengintegrasikan tiap mata
pelajaran. Langkah bijak yang mesti dilaksanakan adalah memperbaiki
kinerja guru dan menyejahterkan kehidupan mereka terlebih dahulu. Selain
itu, fasilitas pendidikan juga harus diratakan sampai ke pelosok
negeri. Jika menginginkan tiap satuan pendidikan mengajarkan TIK, maka
harus dipastikan semua satuan pendidikan memiliki laboratorium komputer
yang memadai. Jika menginginkan tiap guru dapat mengintegrasikan dengan
mata pelajaran TIK, maka pastikan semua guru mampu menguasai teknologi
komputer terlebih dahulu. Apabila kurikulum 2013 diterapkan awal ajaran
baru atau bulan juli mendatang, maka enam bulan ini tidak akan cukup
untuk meningkatkan kompetensi guru. Mengingat masih setengah dari jumlah
guru yang belum disertifikasi. Dengan begitu, maka kurikulum 2013 hanya
akan menjadi dokumen usang belaka ditahun mendatang tanpa memberikan
dampak kemajuan yang berarti bagi pendidikan di Indonesia.
Andhji F/ kompasiana
Langganan:
Postingan (Atom)